Bill Gates (Orang terkaya di Dunia) |
Jadi orang kaya itu berkah. Jadi orang miskin, ya itu musibah.
Tanamkan dulu dalam-dalam di bawah alam sadar jadi kaya atau miskin itu
sebenarnya pilihan. Iya pilihan karena jadi orang kaya atau miskin
adalah takdir yang bisa diubah.
Ini ada hubungannya
sama sikap
dan mental. Selama masih memelihara sikap dan mental orang miskin, ya
susah jadi orang kaya. Enggak salah kan kalau akhirnya jadi kaya itu
tergantung banget sama pola pikir.
So, yang pertama-tama mesti
diubah itu, yakni pola pikir. Bisa jadi masalah utama kenapa sering
dihinggapi kecemasan mengalami madesu alias masa depan suram gara-gara
itu.
Enggak usah panjang-panjang intronya. Kenalan dulu sama pola pikir yang bikin susah gapai status jadi orang tajir.
1. Terlalu fokus perbesar tabungan
Kalau
pernah merasakan bangku sekolah dasar, pasti kenal dengan pepatah
menabung pangkal kaya. Enggak ada yang salah sih dengan pepatah itu.
Cuma perlu dikritisi, pepatah itu lebih menekankan pada aspek memotivasi
diri buat jadi kaya.
Sayangnya, terlalu fokus pada niat perbesar tabungan malah justru
menjauhkan diri dari harapan hidup mapan. Justru yang dilakukan kaum
miliarder bukan perbesar tabungan tapi perbesar pendapatan.
Orang
tajir cenderung mencermati peluang bagaimana memutar duit untuk perbesar
pendapatan. Mereka enggak doyan mengeluarkan uang untuk investasi hari
tua atau pensiun.
2. Kebanyakan mikir active income ketimbang passive income
Habis-habisan
kerja di kantor agar naik gaji atau pangkat. Yakin itu bisa menjamin
kenaikan kesejahteraan? Mereka yang masih punya paradigma beginian
berarti kurang up to date isi kepalanya.
Menggantungkan masa depan
sama pekerjaan sekarang itu bunuh diri. Enggak ada garansi kalau tempat
bekerja sekarang umurnya panjang. Lha kalau di tengah jalan ada
gonjang-ganjing? PHK di depan mata.
Betul sih punya active income
menghadirkan rasa nyaman di bidang finansial. Tapi kalau mau kepengen
hidup tajir, pikirkan passive income. Passive income adalah cara
mendapatkan uang dengan sedikit waktu atau malah tanpa usaha sama
sekali.
Orang kaya doyan banget cari cara perbesar passive income ketimbang memikirkan gimana active incomenya bertambah.
3. Gagal paham secara finansial
Bila
masih gagal paham bedakan mana aset dan utang, sudah jadi sinyal bakal
susah tinggal di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Padahal itu hal
mutlak yang mesti dikuasai kalau mau jadi orang kaya.
Orang kaya paham aset adalah segala hal yang mendatangkan uang. Sebaliknya, utang sudah pasti selalu menggerus isi kantong.
Yang
merasa kaya karena punya rumah, mobil, istri lebih dari satu, atau
benda lainnya, itu sifatnya semu. Segala sesuatu yang dimiliki tapi
membuat uang keluar dari kantong bukan aset namanya. Itu beban!
Sederhananya,
kalau merasa ‘aset’ yang dimiliki justru membuat uang senantiasa keluar
dari kantong maka tak akan pernah bisa kaya. Mereka yang bebas
finansial itu terlihat kalau punya lebih banyak uang yang datang dari
aset daripada yang dikeluarkan.
4. Ingin terlihat kaya
Masih berharap mendapat pengakuan jadi orang kaya. Yah, alamat susah masuk daftar miliarder. Beneran susah.
Demi
obsesi itu kadang kala memaksa hidup konsumtif layaknya orang sugih.
Beli barang branded, nongkrong di restoran kelas atas, ikut member club
ini itu dan lain-lain.
Beda banget sama orang kaya. Mereka paling
jago menahan diri untuk konsumtif meski secara teori bisa banget. Lihat
deh gaya hidup miliarder dunia. Misalnya Bos Facebook Marc Zuckerberg
yang kemana-mana pakai mobil VW.
Atau tengok saja mendiang Steve
Jobs yang tiap tampil di publik lebih suka pakai sweater dan celana
hitam ketimbang jas bermerek.
5. Suka andalkan utang
Hidup
mengandalkan utang sudah cukup jadi sinyal bakal susah jadi orang kaya.
Utang bisa menjadi tembok penghalang kemerdekaan secara finansial.
Utang bikin seseorang gagal punya rumah, beli tanah, atau susah
berbisnis.
Apalagi masih punya kebiasaan membeli barang-barang
yang sebenarnya tak dibutuhkan lewat utang. Ketika punya utang, praktis
isi kepala hanya fokus bagaimana memberesi utang sehingga abai pada
yang lain.
6. Kebanyakan tagihan
Tagihan
adalah kewajiban yang mesti dilunasi. Begitu kan? Nah gimana mau bisa
kaya kalau penghasilan bulanan habis untuk melunasi tagihan. Entah itu
tagihan kartu kredit, tagihan listrik, telepon, cicilan ini itu, dan
lain-lain.
Tumpukan tagihan yang datang rutin tiap bulan sudah
cukup menahan seseorang untuk jadi kaya raya. Terus gimana? Usahakan
jangan pernah menumpuk tagihan tiap bulan.
Misalnya masih
menggunakan kartu kredit untuk membeli barang-barang yang tidak mampu
dibeli secara tunai. Jika tak sanggup membeli barang itu secara tunai
hari ini, jangan dibeli. Gitu aja kok repot!
7. Keseringan negative thinking
Masih
memelihara sikap negative thinking bisa jadi alasan kenapa susah banget
hidup bergelimang kekayaan. Segala sesuatunya selalu disikapi dari sisi
negatif. Kapan bisa move on?
Orang sukses itu selalu piawai
melihat sisi positif dan negatif atas segala sesuatunya. Mereka akan
selalu menjaga sifat positive thinking sehingga keluar aura
optimistiknya.
Beda sama yang apa-apa selalu ditanggapi negatif.
Mereka akan susah maju karena tak berani ambil risiko karena selalu
memandang sisi buruknya saja.
8. Abai dengan kesehatan
Mengabaikan
masalah kesehatan sama saja membawa hidup ke arah kemelaratan. Gangguan
kesehatan sudah pasti akan menguras uang. Jika gangguan kesehatan itu
sifatnya jangka panjang maka sudah kebayang akan menjadi masalah
keuangan yang panjang pula.
9. Enggak hargai waktu
Pernah
baca tulisan waktu adalah uang? Mereka yang gagal mengatur waktu sama
saja gagal jadi orang kaya. Kehilangan waktu maka tak ada sesuatu hal di
dunia ini yang bisa menggantikannya.
Waktu adalah aset terbesar
dalam hidup. Jika ingin kaya, maka hargai waktu dan optimalkan
semaksimal mungkin. Orang kaya selalu menghargai waktu karena paham
betul bakal kehilangan banyak hal bila itu disia-siakan.
10. Enggak sabaran
Di
dunia ini enggak ada yang berubah dengan instan. Begitu juga dalam hal
kekayaan. Kesabaran mutlak diperlukan karena begitulah aturan main yang
sudah digariskan.
Butuh waktu untuk mendapatkan hasilnya. Enggak
sabaran hanya akan membawa sikap terburu-buru dan sering kali salah
menentukan prioritas.
Mungkin kejadian terbongkarnya kasus
Padepokan Dimas Kanjeng bisa menjadi pelajaran. Lantaran ingin kaya
mendadak, banyak orang yang rela menyetor duit hingga Rp 200 miliar. Apa
yang terjadi? Sudah ketebak akhir jalan ceritanya kan?
Sudah
cukup 10 alasan yang dibeberkan itu menjadi sinyal kuat tetap jadi orang
susah. Hidup selalu di roda bawah karena enggak bakal pernah berputar
ke atas. Satu lagi, jadi orang miskin itu bikin susah orang lain dan
negara!
Jadilah orang kaya. Karena dengan kekayaan, seseorang bisa
jadi pahlawan buat dirinya sendiri, keluarga, dan negara. Tak
ketinggalan pula, surga amat dekat dengan orang kaya. [http://u.msn.com]
Belum ada tanggapan untuk "10 Alasan Susah Jadi Orang Kaya"
Posting Komentar