10 Alasan Susah Jadi Orang Kaya

Bill Gates (Orang terkaya di Dunia)


Jadi orang kaya itu berkah. Jadi orang miskin, ya itu musibah. Tanamkan dulu dalam-dalam di bawah alam sadar jadi kaya atau miskin itu sebenarnya pilihan. Iya pilihan karena jadi orang kaya atau miskin adalah takdir yang bisa diubah.
Ini ada hubungannya
sama sikap dan mental. Selama masih memelihara sikap dan mental orang miskin, ya susah jadi orang kaya. Enggak salah kan kalau akhirnya jadi kaya itu tergantung banget sama pola pikir.
So, yang pertama-tama mesti diubah itu, yakni pola pikir. Bisa jadi masalah utama kenapa sering dihinggapi kecemasan mengalami madesu alias masa depan suram gara-gara itu.
Enggak usah panjang-panjang intronya. Kenalan dulu sama pola pikir yang bikin susah gapai status jadi orang tajir.

1. Terlalu fokus perbesar tabungan

Kalau pernah merasakan bangku sekolah dasar, pasti kenal dengan pepatah menabung pangkal kaya. Enggak ada yang salah sih dengan pepatah itu. Cuma perlu dikritisi, pepatah itu lebih menekankan pada aspek memotivasi diri buat jadi kaya.
Sayangnya, terlalu fokus pada niat perbesar tabungan malah justru menjauhkan diri dari harapan hidup mapan. Justru yang dilakukan kaum miliarder bukan perbesar tabungan tapi perbesar pendapatan.
Orang tajir cenderung mencermati peluang bagaimana memutar duit untuk perbesar pendapatan. Mereka enggak doyan mengeluarkan uang untuk investasi hari tua atau pensiun. 

2. Kebanyakan mikir active income ketimbang passive income

Habis-habisan kerja di kantor agar naik gaji atau pangkat. Yakin itu bisa menjamin kenaikan kesejahteraan? Mereka yang masih punya paradigma beginian berarti kurang up to date isi kepalanya.
Menggantungkan masa depan sama pekerjaan sekarang itu bunuh diri. Enggak ada garansi kalau tempat bekerja sekarang umurnya panjang. Lha kalau di tengah jalan ada gonjang-ganjing? PHK di depan mata.
Betul sih punya active income menghadirkan rasa nyaman di bidang finansial. Tapi kalau mau kepengen hidup tajir, pikirkan passive income. Passive income adalah cara mendapatkan uang dengan sedikit waktu atau malah tanpa usaha sama sekali.
Orang kaya doyan banget cari cara perbesar passive income ketimbang memikirkan gimana active incomenya bertambah.

3. Gagal paham secara finansial

Bila masih gagal paham bedakan mana aset dan utang, sudah jadi sinyal bakal susah tinggal di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Padahal itu hal mutlak yang mesti dikuasai kalau mau jadi orang kaya.
Orang kaya paham aset adalah segala hal yang mendatangkan uang. Sebaliknya, utang sudah pasti selalu menggerus isi kantong.
Yang merasa kaya karena punya rumah, mobil, istri lebih dari satu, atau benda lainnya, itu sifatnya semu. Segala sesuatu yang dimiliki tapi membuat uang keluar dari kantong bukan aset namanya. Itu beban!
Sederhananya, kalau merasa ‘aset’ yang dimiliki justru membuat uang senantiasa keluar dari kantong maka tak akan pernah bisa kaya. Mereka yang bebas finansial itu terlihat kalau punya lebih banyak uang yang datang dari aset daripada yang dikeluarkan.

4. Ingin terlihat kaya

Masih berharap mendapat pengakuan jadi orang kaya. Yah, alamat susah masuk daftar miliarder. Beneran susah.
Demi obsesi itu kadang kala memaksa hidup konsumtif layaknya orang sugih. Beli barang branded, nongkrong di restoran kelas atas, ikut member club ini itu dan lain-lain.
Beda banget sama orang kaya. Mereka paling jago menahan diri untuk konsumtif meski secara teori bisa banget. Lihat deh gaya hidup miliarder dunia. Misalnya Bos Facebook Marc Zuckerberg yang kemana-mana pakai mobil VW.
Atau tengok saja mendiang Steve Jobs yang tiap tampil di publik lebih suka pakai sweater dan celana hitam ketimbang jas bermerek.

5. Suka andalkan utang

Hidup mengandalkan utang sudah cukup jadi sinyal bakal susah jadi orang kaya. Utang bisa menjadi tembok penghalang kemerdekaan secara finansial. Utang bikin seseorang gagal punya rumah, beli tanah, atau susah berbisnis.
Apalagi masih punya kebiasaan membeli barang-barang yang sebenarnya tak dibutuhkan lewat utang.  Ketika punya utang, praktis isi kepala hanya fokus bagaimana memberesi utang sehingga abai pada yang lain.

6. Kebanyakan tagihan

Tagihan adalah kewajiban yang mesti dilunasi. Begitu kan? Nah gimana mau bisa kaya kalau penghasilan bulanan habis untuk melunasi tagihan. Entah itu tagihan kartu kredit, tagihan listrik, telepon, cicilan ini itu, dan lain-lain.
Tumpukan tagihan yang datang rutin tiap bulan sudah cukup menahan seseorang untuk jadi kaya raya. Terus gimana? Usahakan jangan pernah menumpuk tagihan tiap bulan.
Misalnya masih menggunakan kartu kredit untuk membeli barang-barang yang tidak mampu dibeli secara tunai. Jika tak sanggup membeli barang itu secara tunai hari ini, jangan dibeli. Gitu aja kok repot!

7. Keseringan negative thinking

Masih memelihara sikap negative thinking bisa jadi alasan kenapa susah banget hidup bergelimang kekayaan. Segala sesuatunya selalu disikapi dari sisi negatif. Kapan bisa move on?
Orang sukses itu selalu piawai melihat sisi positif dan negatif atas segala sesuatunya. Mereka akan selalu menjaga sifat positive thinking sehingga keluar aura optimistiknya.
Beda sama yang apa-apa selalu ditanggapi negatif. Mereka akan susah maju karena tak berani ambil risiko karena selalu memandang sisi buruknya saja. 

8. Abai dengan kesehatan

Mengabaikan masalah kesehatan sama saja membawa hidup ke arah kemelaratan. Gangguan kesehatan sudah pasti akan menguras uang. Jika gangguan kesehatan itu sifatnya jangka panjang maka sudah kebayang akan menjadi masalah keuangan yang panjang pula.

9. Enggak hargai waktu

Pernah baca tulisan waktu adalah uang? Mereka yang gagal mengatur waktu sama saja gagal jadi orang kaya. Kehilangan waktu maka tak ada sesuatu hal di dunia ini yang bisa menggantikannya.
Waktu adalah aset terbesar dalam hidup. Jika ingin kaya, maka hargai waktu dan optimalkan semaksimal mungkin. Orang kaya selalu menghargai waktu karena paham betul bakal kehilangan banyak hal bila itu disia-siakan.

10. Enggak sabaran

Di dunia ini enggak ada yang berubah dengan instan. Begitu juga dalam hal kekayaan. Kesabaran mutlak diperlukan karena begitulah aturan main yang sudah digariskan.
Butuh waktu untuk mendapatkan hasilnya. Enggak sabaran hanya akan membawa sikap terburu-buru dan sering kali salah menentukan prioritas.
Mungkin kejadian terbongkarnya kasus Padepokan Dimas Kanjeng bisa menjadi pelajaran. Lantaran ingin kaya mendadak, banyak orang yang rela menyetor duit hingga Rp 200 miliar. Apa yang terjadi? Sudah ketebak akhir jalan ceritanya kan?
Sudah cukup 10 alasan yang dibeberkan itu menjadi sinyal kuat tetap jadi orang susah. Hidup selalu di roda bawah karena enggak bakal pernah berputar ke atas. Satu lagi, jadi orang miskin itu bikin susah orang lain dan negara!
Jadilah orang kaya. Karena dengan kekayaan, seseorang bisa jadi pahlawan buat dirinya sendiri, keluarga, dan negara. Tak ketinggalan pula, surga amat dekat dengan orang kaya. [http://u.msn.com]

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "10 Alasan Susah Jadi Orang Kaya"

Posting Komentar