Penulis : Andrie Wongso
Kelinci dari dulu terkenal sebagai hewan yang bernyali kecil. Ia sering ketakutan tanpa alasan yang jelas dan sesegera mungkin menyingkir bila merasa terganggu keamanannya.
Suatu hari, terlihat sekelompok kelinci sedang berkumpul di tepi sebuah
sungai. Mereka sibuk berkeluh kesah meratapi nyalinya yang kecil, serta
mengeluhkan kehidupan mereka yang senantiasa dibayangi dengan mara
bahaya. Semakin lama ngobrol, mereka semakin sedih dan ketakutan
memikirkan nasib. Alangkah malangnya lahir menjadi seekor kelinci. Mau
lebih kuat tidak punya tenaga, ingin terbang ke langit biru tidak punya
sayap, setiap hari ketakutan melulu! Mau tidur nyenyak pun sulit karena
terganggu oleh telinga panjang yang tajam pendengarannya sehingga
matanya yang berwarna merah pun semakin lama semakin merah saja.
Mereka merasa hidup ini tidak ada artinya. Daripada hidup menderita
ketakutan terus, mereka berpikir lebih baik mati saja. Akhirnya mereka
mengambil keputusan untuk bunuh diri dengan cara melompat dari tepian
tebing yang tinggi dan curam. Maka, para kelinci berbondong-bondong
menuju ke arah tebing.
Saat mereka melewati pinggir sungai, ada seekor katak yang terkejut
melihat kedatangan kelinci yang berjumlah banyak. Dengan tergesa-gesa,
si katak yang ketakutan itu melompat ke sungai untuk melarikan diri.
Kelinci memang sering menjumpai katak yang melompat ketakutan saat
mereka melintas. Selama ini mereka tidak peduli. Namun kali ini berbeda.
Tiba-tiba ada seekor kelinci yang tersadar dari kesedihannya dan
langsung berteriak, "Hei, berhenti! Kita tidak usah ketakutan sampai
perlu harus bunuh diri!
Karena lihatlah, ternyata ada hewan lain yang lebih tidak bernyali
dibandingkan kita yakni si katak yang terbirit-birit saat melihat kita!"
Mendengar kata-kata itu, tiba-tiba pikiran dan hati kelinci-kelinci lain
terbuka - seolah-olah tumbuh tunas keberanian di hati mereka. Maka
dengan riang gembira mereka mulai saling membesarkan diri masing-masing,
"Iya, kita tidak perlu ketakutan!", "Tuh kan, ada makhluk lain yang
lebih pengecut dari kita", "Iya, kita harus semakin berani!"
Perlahan-lahan mereka berbalik arah, kembali ke arah pulang dengan riang
gembira dan melupakan niat untuk bunuh diri.
Pembaca yang budiman,
Saat keberuntungan sedang tidak memihak kepada kita, jangan suka
meratapi nasib yang dirundung malang seakan-akan hanya kitalah makhluk
paling menderita di muka bumi ini.
Lihatlah di sekeliling kita. Masih begitu banyak orang yang lebih susah,
sengsara, dan sial dibandingkan kita. Jika mereka yang hidup dalam
kekurangan tetapi mampu menjalaninya dengan tegar dan tetap berjuang,
kenapa kita tidak?
Apapun keadaan kehidupan kita hari ini, seharusnya kita jalani
dengan optimis dan aktif. Nasib tidak akan dapat kita ubah tanpa manusia
itu sendiri yang siap mengubahnya karena sesungguhnya sukses adalah hak
setiap orang (success is my right); sukses adalah milik siapa saja yang mau berjuang dengan sungguh-sungguh.
Salam sukses, luar biasa!
Belum ada tanggapan untuk "Fabel Motivasi - Kelinci dan Katak (Tegar dan Tetap Berjuang)"
Posting Komentar